Monday 22 January 2018

Tugas Auditing

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Kas (Cash) adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Kas merupakan uang tunai yang bersifat likuid dan mudah untuk dipindah tangankan, sehingga ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Sifat kas yang demikian, membuat akun ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan akun aset yang lain. Karena ketika kas ini tidak mendapat perhatian lebih, melihat dari sifat tersebut, bisa dipastikan akan memungkinkan banyak terjadi tindakan penyelewengan yang merugikan organisasi. Terlebih lagi seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan iptek, maka semakin berkembang juga cara untuk melakukan tindak penyelewengan.
Oleh karena itu, dibuatlah suatu sistem untuk meminimalisir tindak penyelewengan tersebut. Tindakan tersebut antara lain dilakukannya pemeriksaan terhadap kas.

1.2.      Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1)      Apakah yang dimaksud dengan saldo kas?
2)      Bagaimana Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) penyajian saldo kas?
3)      Apa saja tujuan pengujian substantif kas ?
4)      Apa saja dokumen yang terkait dalam kas?
5)      Apa saja catatan-catatan yang terkait dalam kas?
6)      Apa saja fungsi yang terkait dalam kas ?
7)      Bagaimana program pengujian substantifterhadap kas ?


1.3.            Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui dan memahami saldo kas.
2)      Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum pada penyajian kas di neraca.
3)      Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengujian substantif audit terhadap kas.
4)      Untuk mengetahui dan memahami dokumen yang terkait dengan kas.
5)      Untuk mengetahui dan memahami catatan yang terkait dengan kas.
6)      Untuk mengetahui dan memahami fungsi yang terkait dengan kas.
7)      Untuk mengetahui dan memahami program pengujian substantif terhadap kas.
8)      Untuk mendapatkan nilai UAS Auditing.









BAB II
PEMBAHASAN
A.                Deskripsi Kas
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari 2 unsur, yaitu:
1.         Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashier check, cek pribadi, dan bank draft. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
2.        Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.
Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor memperhatikan overstatement terhadap nilai kas. Cara auditor mendeteksi atau memverifikasi kas adalah dengan memperhatikan penerimaan kas yang understatement dan pengeluaran kas yang overstatement.Pemeriksaan terhadap kas penting karena:
1). Mayoritas transaksi perusahaan mengangkat rekening kas.
2). Kas merupakan sumber aturan dalam transaksi penggelapan.
3). Kesalahan rekening kas menunjukkan kesalahan rekening lain.



B.                 Sifat Siklus Kas
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelima siklus transaksi, yaitu:
1.      Siklus Pendapatan
Apabila terjadi pendapatan melalui penjualan kredit, maka perusahaan akan mendebit piutang dagang. Apabila pelanggan membayar piutang dagang tersebut, maka perusahaan akan menerima aset yang pada umumnya berupa kas.
2.      Siklus pengeluaran
Perusahaan harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan perusahaan.
3.      Siklus pendanaan
Perusahaan yang menjual saham atau utang obligasi akan memperoleh asset tambahan yang biasanya berupa kas.
4.      Siklus investasi
Perusahaan yang menanamkan investasi harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli saham atau surat berharga lain. Investasi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya akan menambah kas perusahaan.
5.      Siklus jasa personalia
Pengeluaran kas meliputi pula pengeluaran untuk memperoleh sumber daya manusia.
Saldo kas adalah cash on hand ( kas ditangan atau disimpan dalam perusahaan ), kas di bank, dan dana tertentu yang disisihkan seperti dana kas kecil. Di samping itu, perusahaan kadang menyelenggarakan rekening khusus perusahaan di bank yang hanya digunakan untuk membayar gaji dan upah.
C.            Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Kas
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di neraca adalah:
1.      Kas yang disajikan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro bank, yang pengembaliannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2.      Kas dalam bentuk valuta asing jika di cantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3.      Unsur-unsur berikut harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material:
a.       Tabungan di bank
b.      Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak digunakan  untuk keperluan modal kerja.
c.       Saldo di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan kredit.
d.      Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah ke dalam mata  uang rupiah karena batasan-batasan.
e.       Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

D.                Tujuan Audit Saldo Kas
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi keberadaan dan keterjadian
Saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca.
Asersi kelengkapan
Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi.
Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatat pada periode yang tepat.
Asersi hak dan kewajiban
Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca.
Asersi penilaian dan pengalokasian
Saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca, dan sesuai dengan skedul pedukungnya.
Asersi pelaporan dan pengungkapan
Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokan dengan tepat dalam neraca. Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu.
Kewajiban kontijensi (belum pasti), compensating balances, dan  lines of credit dengan bank telah diungkapkan secara memadai.
Keterangan :
Compensating balance adalah saldo minimum yang harus disisihkan atau disimpan dibank apabila perusahaan meminjam uang dari bank tersebut.
Lines of credit adalah berbagai ketentuan yang harus dijalankan, misalnya harus adanya penyisihan dana untuk compensating.

E.                 Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit
Tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus kas. Ada beberapa faktor penyebab tingginya risiko bawaan siklus kas, antara lain:
1.        Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yang tinggi.
2.        Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati).
3.        Kesempatan menipulasi dalam bentuk  kitting  maupun window dressing.
Tingginya risiko bawaan siklus bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Perluasan struktur pengendalian intern signifikan mengurangi risiko pengendalian siklus kas. Meskipun demikian, penentuan risiko pengendalian siklus kas tetap mencakup pertimbangan kelima elemen SPI serta kelima siklus lainnya.
Seperti telah disebutkan, frekuensi transaksi kas sangat tinggi. Oleh karena itu, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung lower assessed level of control risk. Meskipun demikian, auditor tetap harus melaksanakan pengujian substantif. Oleh karena itu, strategi audit yang digunakan adalah kombinasi strategi pengutamaan pengujian substantif (primarily substantive approach) dan lower assessed level of control risk.
F.                 Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relavan dengan audit atas transaksi dalam sikls kas dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1.      Review Kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi dalam siklus kas dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan transaksi kas periode sebelumnya.
2.      Pengolahan Informasi
Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi dalam siklus kas, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi dalam siklus kas adalah sah, diotorisasi dengan semestinya, dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3.      Pengendalian fisik Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dikelola, termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4.      Pemisahan tugas
Pebebanan tanggungjawab yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi dalam siklus kas, pencatatan transaksi dalam siklus kas, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

Dokumen dan Catatan
Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi:
1.      Bukti kas masuk
2.      Surat pemberitahuan
3.      Daftar surat pemberitahuan
4.      Bukti setor
5.      Bukti kas keluar
6.      Permintaan pengeluaran kas kecil
7.      Bukti pengeluaran kas kecil
8.      Permintaan pengisian kembali kas kecil
Fungsi Fungsi yang terkait adalah :
1. Fungsi Pencatat Piutang
2. Fungsi Penerimaan Surat
3. Fungsi Penyimpan Kas
4. Fungsi pembuat Bukti Kas Keluar
5. Fungsi Penyimpan Dana Kas Kecil
6. Fungsi Akuntansi Biaya
7. Fungsi Akuntansi Keuangan
8. Fungsi Pemeriksa Intern
Bagian Piutang
Dalam sistem penerimaan kas bagian piutang berfungsi sebagai pencatat berkurangnya piutang dengan diterimanya pelunasan piutang dari debitur.
Bagian Sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas, Bagian Sekretariat berfungsi sebagai penerima surat dan debitur yang berisi surat pemberitahuan dan cek. Jika penerimaan kas dari debitur berupa transfer uang lewat bank, Bagian Sekretariat ini menerima memo kredit dan bank tentang penambahan rekening giro perusahaan akibat transfer dana dari debitur. Bagian Sekretariat berkewajiban membuat daftar surat pemberitahuan dari debitur dan nota kredit dari bank serta menyerahkan satu lembar daftar tersebut ke Bagian Piutang dan menyerahkan lembar yang lain disertai ceknya ke bagian Kasa.
Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima uang dari pembeli dalam transaksi penjualan tunai, menerima cek dari again Sekretariat dalam transaksi penerimaan kas dan piutang, memintakan endosemen atas cek dan menyetorkan cek ke bank. Dalam transaksi pengeluaran kas, Bagian Kasa berfungsi mengisi cek, meminta otorisasi dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
Bagian Utang
Dalam sistem pengeluaran kas, bagian utang berfungsi membuat bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada bagian kasa untuk mengeluarkan cek sebesar yang tercantum didalam dokumen tersebut. Bagian ini juga berfungsi melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang tertentu, bagian utang berfungsi menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai catatan utang perusahaan.
Pemegang Dana Kas Kecil
Bagian ini berfungsi menyimpan dana kas kecil, mengeluarkan dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjukan dan memintakan pengisian kembali dana kas kecil.
Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
Bagian ini berfungsi mencatat pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penerimaan kas didalam jurnal penerimaan kas dan transaksi pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
Bagian Pemeriksa Intern
Didalam sistem kas, Bagian Pemeriksa intern berfungsi melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Bagian ini juga berfungsi melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

G.                Pengujian Pengendalian  Siklus Kas
Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan kas. Akuntan melakukan pengamatan terhadap pemisahan fungi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan kas untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi diselenggarakan oleh fungsi yang tidak merangkap fungsi penyimpanan kas.
Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi kasir dari pencurian dan perampokan kas yang disimpannya. Untuk menjaga keamanan kas yang ada di tangan perusahaan (dana yang belum disetor ke bank dan dana kas kecil), kasir harus dilengkapi dengan fasilitas pengamanan yang dapat melindungi kas tersebut dari kemungkinan pencurian dan perampokan. Ruang khusus untuk kasir, lemari besi, register kas dan sistem peringatan merupakan contoh beberapa fasilitas yang dicari oleh akuntan dalam melaksanakan pengamatan ini.
Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening bank serta pembentukan dana kas kecil. Untuk memperoleh keyakinan bahwa semua pembukaan dan penutupan rekening giro di bank serta pembentukan dana kas kecil diotorisasi oleh Direksi, akuntan meminta dari kliennya salinan notulen rapat direksi yang membahas hal tersebut. Di dalam notulen rapat direksi tersebut, akuntan akan memperoleh informasi mengenai berbagai latar belakang yang mendasari pembukaan dan penutupan rekening giro di suatu bank serta pembentukan dana kas kecil.
Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan cash in transit Untuk membuktikan bahwakas yang ada di tangan dan yang dalam perjalanan telah dilindungi dari risiko perampokan oleh pihak luar dan penggelapan oleh kasir, akuntan meminta salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand, dan cash in transit.
Ambil sampel bukti kas masuk Untuk memperoleh keyakinan mengenai adanya unsur pengendalian intern dalam penerimaan kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan didalam arsip dijurnal, buku besar dan laporan, Bukti kas masuk diperiksa:
1.             Otorisasi yang tercantum di dalamnya
2.             Surat pemberitahuan dari debitur yang melampirinya.
3.             Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas masuk dengan daftar surat pemberitahuan dan bukti setor bank yang bersangkutan.
4.             Pencatatannya kedalam kartu piutang dan jurnal penerimaan kas.

Ambil sempel bukti kas keluar yang telah dibayar Prosedur pemeruksaan ini telah dilaksanakan oleh akuntan pada pengujian kepatuhan terhadap siklus pembelian. Bukti kas keluar diperiksa mengenai :
1.             Otorisasi yang tercantum didalamnya
2.             Nomor urut tercetaknya dan pertanggung jawaban pemakaian nomor urut tersebut
3.             Kelengkapan dokumen pendukungnya
4.             Otorisasi yang tercantum didalam dokumen pendukungnya
5.             Cap lunas yang dibubuhi pada dokumen pendukungnya
6.             Pencatatannya kedalam register cek
7.             Pencatatanya kedalam buku pembantu yang bersangkutan
8.             Kesesuaiannya dengan jumlah cek yang tercantum didalam rekening koran.

 Ambil berita secara penghitungan kas Praktik yang sehat mengharuskan dilakukannya penghitungan secara periodik kas yang ada ditangan dan pencocokan jumlah kas hasil penghitungan tersebut dalam catatan akuntansi kas. Penghitungan kas tersebut dilakukan oleh Bagian Pemeriksa intern dan dicantumkan di dalam berita acara penghitungan kas.

H.                Pengujian Substantif Saldo Kas
Dalam rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikansi. Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Karena karakteristik kas yang spesifik, maka banyak prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan untuk memperoleh bukti material beberapa asersi. Pada kebanyakan audit, auditor terutama menekankan pada asersi keberadaan dan keterjadian mengingat besarnya kemungkinan overstatement kas. Tingginya risiko overstatement kas terutama disebabkan oleh adanya peluang pencurian. Oleh karena itu, auditor perlu mengadakan perhitungan kas di tangan dan memperoleh konfirmasi atas kas di bank dari bank.
Dari berbagai prosedur pengujian substantif yang mungkin, auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. Bila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu asersi, maka lebih banyak prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan, dan auditor perlu mengintensifkan efektivitas prosedur pengujiannya, misalnya dengan melakukan pengujian pada atau dekat dengan tanggal neraca. Pengujian yang dilakukan pada atau dekat dengan tanggal neraca antara lain:
1. Penghitungan kas ditangan
2. Pisah batas penerimaan kas
3. Pisah batas pengeluaran kas
Tujuan Pengujian Substantif Kas
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah:
a.              Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansiyang bersangkutan dengan kas
b.      Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca
c.       Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca
d.      Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca
e.       Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tercantum dineraca. Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berukut ini:
a)        Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
b)        Perhitungan terhadap kas di tangan pada tanggal neraca
c)        Konfirmasi kas di bank
f.        Membuktikan kewajaran panyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Program pengujian substantif terhadap saldo kas
Prosedur Audit Awal
1.        Mengusut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar
2.        Menghitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar .
3.        Mengusut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu.
4.        Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas .
5.        Mengusut posting pendebetan dan pengkreditan akun kas dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
I.                   Pengauditan Dana Kas Kecil
Dana kas kecil dibentuk dengan cara memindahkan atau menyisihkan sebagian kecil rekening kas perusahaan ke rekening kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest). Tujuan pembentukan dana kas kecil adalah untuk menyiapkan kalau sewaktu-waktu secara mendadak perusahaan perlu mengeluarkan sejumlah kecil kas. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain :
a.       Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap
b.      Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang
c.       Kas dana tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai
d.      Pengeluaran kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relatif kecil
e.       Adanya nota atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap pembayaran.
f.       Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan lainnya
g.      Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang bernomor urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya
h.      Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel (dicap) lunas (paid) untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantian kembali.

Pada hakikatnya audit saldo kas kecil harus lebih merupakan pengujian atas transaksi daripada pengujian atas saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil bahkan dapat bersaldo nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya transaksi pengeluaran kas kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi, maka auditor cukup menguji sejumlah kecil transaksi penggantian atau pengisian kembali dana kas kecil. Pengujian pengendalian meliputi :
a.              Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
b.             Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak
c.              Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi kembali dana kas kecil adalah tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai.

















BAB III
HASIL PEMERIKSAAN

Audit Kas Kecil ( Petty Cash) PT Seroja
Kas yang ada di PT. Seroja pada tanggal 31 Desember 2011 terdiri dari Petty Cash dan saldo rekening giro pada beberapa Bank di Jakarta dan Surabaya. Untuk mendukung hasil audit yang anda lakukan terhadap rekening kas dan Bank perusahaan. Kas opname dilakukan oleh auditor di hadapan Rina (kasir PT. Seroja) pada tanggal 31 Desember 2010 dari jam 10.00 – 11.30 WIB. Berikut ini adalah hasil perhitungan kas yang dilakukan oleh auditor KAP INCO:
Petty Cash
Uang kertas                 Rp                   Banyaknya
                                    50.000             1 Lembar
                                    20.000             2
                                    10.000             5
                                      5.000             10
                                      1.000             20
                                         500             20
                                         100             20

Uang Logam                 1.000             -
                                         500             10
                                         100             -
                                           50             -
                                           25             -

Cash in Bank
- Check dan wesel pos harus disetor                                       -
- Check mundur                                                                      Rp 53.000
- Pengeluaran kas yang belum direimburse (diganti)              Rp 580.000
- Uang muka pegawai/Bon sementara                                     Rp 150.000

Keterangan: Rekening Kas per buku (C-1)                             Rp 235.000

Diminta: Berdasarkan komposisi Petty Cash diatas, buatlah Berita Acara Kas Opname per 31 Desember 2011 dan jurnal penyesuaiannya.
INCO
Prepared By:
Date:
IndeX:
Client :
Review By
Date:
Matter:

Berita Acara Cash Opname 31 Desember 2013, Jam 10.00 – 11.30
Keterangan
Jumlah
Total
Uang Kertas


Rp        50.000
1 Lembar
Rp    50.000
Rp        20.000
2
Rp    40.000
Rp        10.000
5
Rp    50.000
Rp          5.000
10
Rp    50.000
Rp          1.000
20
Rp    20.000
Rp              500
20
Rp    10.000
Rp              100
20
Rp      2.000


Rp  222.000
Uang Logam


Rp      1.000
-
Rp          -
Rp         500
10
Rp 5.000
Rp         100
-
Rp          -
Rp            50
-
Rp          -
Rp            25
-
Rp          -


Rp 5.000
Check dan wesel pos harus disetor

Rp               -
Check mundur

Rp   53.000
Pengeluaran kas yang belum direimburse (diganti)

Rp 580.000
Uang muka pegawai/Bon sementara

Rp 150.000


Rp  783.000



Saldo Per Audit
Rp 227.000




Saldo Per Buku
Rp 235.000

Perbedaan
Rp     8.000





Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2013 )
Tanggal
Keterangan
D
K
31-12-2013
Kelebihan Kas
Rp 8.000


Kas

Rp 8.000
Penjelasan:
1.        Check mundur
Check mundur ini belum menjadi kas karena harus terlebih dahulu di cairkan berdasrkan tanggal cek.
2.        Pengeluaran kas yang belum direimburse (diganti)
Pengeluaran kas ini sangat jelas sekali bahwa terjadi pengeluaran kas pada kas  walaupun belum diganti tetapi kas tersebut sudah dikeluarkan
3.        Uang muka pegawai/Bon sementara
Uang muka pegawai kas ini sudah dikeluarkan kas pada uang muka pegawai

Dari hasil audit  tanggal 31 Desember 2011 jumlah  total Rp.  227.000
Dan saldo per buku terdapat 31 Desember 2011 jumlah total 235.000
Dan terdapat perbedaan Rp. 8.000
Dalam kasus ini terdapat kelebihan kas
jurnal penyesuainnya per 31 Desember 2011 adalah
Kelebihan Kas   Rp. 8.000

          Kas                         Rp. 8.000