BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas (Cash) adalah aktiva lancar yang
meliputi uang kertas/logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai
media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat. Yang
termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan
segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Kas merupakan uang tunai yang
bersifat likuid dan mudah untuk dipindah tangankan, sehingga ditempatkan pada
urutan teratas dari aset. Sifat kas yang demikian, membuat akun ini perlu
mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan akun aset yang lain. Karena
ketika kas ini tidak mendapat perhatian lebih, melihat dari sifat tersebut,
bisa dipastikan akan memungkinkan banyak terjadi tindakan penyelewengan yang
merugikan organisasi. Terlebih lagi seiring dengan perkembangan jaman dan
perkembangan iptek, maka semakin berkembang juga cara untuk melakukan tindak
penyelewengan.
Oleh karena itu, dibuatlah suatu
sistem untuk meminimalisir tindak penyelewengan tersebut. Tindakan tersebut
antara lain dilakukannya pemeriksaan terhadap kas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1)
Apakah yang dimaksud dengan saldo kas?
2)
Bagaimana Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
penyajian saldo kas?
3)
Apa saja tujuan pengujian substantif kas ?
4)
Apa saja dokumen yang terkait dalam kas?
5)
Apa saja catatan-catatan yang terkait dalam kas?
6)
Apa saja fungsi yang terkait dalam kas ?
7)
Bagaimana program pengujian substantifterhadap kas ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1)
Untuk mengetahui dan memahami saldo kas.
2)
Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Akuntansi
Berterima Umum pada penyajian kas di neraca.
3)
Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengujian
substantif audit terhadap kas.
4)
Untuk mengetahui dan memahami dokumen yang terkait
dengan kas.
5)
Untuk mengetahui dan memahami catatan yang terkait
dengan kas.
6)
Untuk mengetahui dan memahami fungsi yang terkait
dengan kas.
7)
Untuk mengetahui dan memahami program pengujian
substantif terhadap kas.
8)
Untuk mendapatkan nilai UAS Auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Kas
Kas merupakan suatu alat pertukaran
dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan
aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap
transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas yang dicantumkan di
neraca terdiri dari 2 unsur, yaitu:
1.
Kas di tangan
perusahaan, yang terdiri dari Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang
berupa uang tunai, pos wesel, certified check, cashier check, cek pribadi, dan
bank draft. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan
pemegang dana kas kecil.
2.
Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk
rekening giro.
Dalam
pemeriksaan terhadap kas, auditor memperhatikan overstatement terhadap nilai
kas. Cara auditor mendeteksi atau memverifikasi kas adalah dengan memperhatikan
penerimaan kas yang understatement dan pengeluaran kas yang
overstatement.Pemeriksaan terhadap kas penting karena:
1).
Mayoritas transaksi perusahaan mengangkat rekening kas.
2).
Kas merupakan sumber aturan dalam transaksi penggelapan.
3). Kesalahan
rekening kas menunjukkan kesalahan rekening lain.
B.
Sifat Siklus
Kas
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh
kumulatif kelima siklus transaksi, yaitu:
1. Siklus Pendapatan
Apabila
terjadi pendapatan melalui penjualan kredit, maka perusahaan akan mendebit
piutang dagang. Apabila pelanggan membayar piutang dagang tersebut, maka
perusahaan akan menerima aset yang pada umumnya berupa kas.
2. Siklus
pengeluaran
Perusahaan
harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan
perusahaan.
3. Siklus
pendanaan
Perusahaan
yang menjual saham atau utang obligasi akan memperoleh asset tambahan yang
biasanya berupa kas.
4. Siklus
investasi
Perusahaan
yang menanamkan investasi harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli saham
atau surat berharga lain. Investasi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan
yang pada akhirnya akan menambah kas perusahaan.
5. Siklus jasa
personalia
Pengeluaran kas meliputi pula
pengeluaran untuk memperoleh sumber daya manusia.
Saldo kas adalah cash on hand ( kas ditangan atau
disimpan dalam perusahaan ), kas di bank, dan dana tertentu yang disisihkan
seperti dana kas kecil. Di samping itu, perusahaan kadang menyelenggarakan
rekening khusus perusahaan di bank yang hanya digunakan untuk membayar gaji dan
upah.
C.
Prinsip
Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Kas
Prinsip akuntansi berterima umum
dalam penyajian kas di neraca adalah:
1.
Kas yang disajikan di neraca adalah saldo kas yang ada
di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro bank, yang pengembaliannya tidak
dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2.
Kas dalam bentuk valuta asing jika di cantumkan di
neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3.
Unsur-unsur berikut harus disajikan secara terpisah
dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material:
a.
Tabungan di bank
b.
Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang,
atau dana lain yang tidak digunakan
untuk keperluan modal kerja.
c.
Saldo di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dalam
suatu perjanjian penarikan kredit.
d.
Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam
hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah
ke dalam mata uang rupiah karena batasan-batasan.
e.
Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada
karyawan.
D.
Tujuan Audit
Saldo Kas
Tujuan audit saldo kas adalah untuk
memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori
asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi keberadaan dan keterjadian
Saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal
neraca.
Asersi kelengkapan
Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi
kas yang telah terjadi.
Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatat
pada periode yang tepat.
Asersi hak dan kewajiban
Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang
tampak pada tanggal neraca.
Asersi penilaian dan pengalokasian
Saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang
dinyatakan dalam neraca, dan sesuai dengan skedul pedukungnya.
Asersi pelaporan dan pengungkapan
Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokan dengan
tepat dalam neraca. Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah
dilakukan sehubungan dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu.
Kewajiban kontijensi (belum pasti), compensating
balances, dan lines of credit dengan bank telah diungkapkan
secara memadai.
Keterangan :
Compensating balance adalah
saldo minimum yang harus disisihkan atau disimpan dibank apabila perusahaan
meminjam uang dari bank tersebut.
Lines of credit adalah berbagai ketentuan yang
harus dijalankan, misalnya harus adanya penyisihan dana untuk compensating.
E.
Materialitas,
Risiko, dan Strategi Audit
Tingginya volume transaksi
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus kas. Ada beberapa faktor penyebab tingginya
risiko bawaan siklus kas, antara lain:
1.
Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi
yang tinggi.
2.
Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati).
3.
Kesempatan menipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing.
Tingginya risiko bawaan siklus
bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan atau memperluas
struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah dan mendeteksi salah
saji. Perluasan struktur pengendalian intern signifikan mengurangi risiko
pengendalian siklus kas. Meskipun demikian, penentuan risiko pengendalian
siklus kas tetap mencakup pertimbangan kelima elemen SPI serta kelima siklus
lainnya.
Seperti telah disebutkan, frekuensi
transaksi kas sangat tinggi. Oleh karena itu, auditor akan menghemat biaya
kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung lower assessed level of control risk. Meskipun
demikian, auditor tetap harus melaksanakan pengujian substantif. Oleh karena
itu, strategi audit yang digunakan adalah kombinasi strategi pengutamaan
pengujian substantif (primarily
substantive approach) dan lower assessed level of control risk.
F.
Aktivitas
Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relavan
dengan audit atas transaksi dalam sikls kas dapat digolongkan menjadi beberapa
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review Kinerja
Aktivitas
pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi dalam
siklus kas dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan transaksi kas periode
sebelumnya.
2. Pengolahan Informasi
Dua
pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian
atas operasional dari transaksi dalam siklus kas, pengembangan dan pemeliharaan
sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi
secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut. Pengendalian ini
membantu menetapkan bahwa transaksi dalam siklus kas adalah sah, diotorisasi
dengan semestinya, dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3. Pengendalian
fisik Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dikelola, termasuk
penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
4. Pemisahan
tugas
Pebebanan
tanggungjawab yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi dalam siklus
kas, pencatatan transaksi dalam siklus kas, menyelenggarakan penyimpanan aktiva
yang dikelola yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan
orang untuk berbuat curang.
Dokumen dan Catatan
Dokumen dan
pencatatan yang dipakai meliputi:
1.
Bukti kas masuk
2.
Surat pemberitahuan
3.
Daftar surat pemberitahuan
4.
Bukti setor
5.
Bukti kas keluar
6.
Permintaan pengeluaran kas kecil
7.
Bukti pengeluaran kas kecil
8.
Permintaan pengisian kembali kas kecil
Fungsi Fungsi yang terkait adalah :
1. Fungsi
Pencatat Piutang
2. Fungsi
Penerimaan Surat
3. Fungsi
Penyimpan Kas
4. Fungsi
pembuat Bukti Kas Keluar
5. Fungsi
Penyimpan Dana Kas Kecil
6. Fungsi
Akuntansi Biaya
7. Fungsi
Akuntansi Keuangan
8. Fungsi
Pemeriksa Intern
Bagian Piutang
Dalam sistem penerimaan kas bagian piutang berfungsi sebagai pencatat
berkurangnya piutang dengan diterimanya pelunasan piutang dari debitur.
Bagian Sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas, Bagian Sekretariat berfungsi sebagai penerima
surat dan debitur yang berisi surat pemberitahuan dan cek. Jika penerimaan kas
dari debitur berupa transfer uang lewat bank, Bagian Sekretariat ini menerima
memo kredit dan bank tentang penambahan rekening giro perusahaan akibat
transfer dana dari debitur. Bagian Sekretariat berkewajiban membuat daftar
surat pemberitahuan dari debitur dan nota kredit dari bank serta menyerahkan
satu lembar daftar tersebut ke Bagian Piutang dan menyerahkan lembar yang lain
disertai ceknya ke bagian Kasa.
Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima uang dari pembeli dalam transaksi penjualan
tunai, menerima cek dari again Sekretariat dalam transaksi penerimaan kas dan
piutang, memintakan endosemen atas cek dan menyetorkan cek ke bank. Dalam
transaksi pengeluaran kas, Bagian Kasa berfungsi mengisi cek, meminta otorisasi
dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada
kreditur.
Bagian Utang
Dalam sistem pengeluaran kas, bagian utang berfungsi membuat bukti kas
keluar yang memberikan otorisasi kepada bagian kasa untuk mengeluarkan cek
sebesar yang tercantum didalam dokumen tersebut. Bagian ini juga berfungsi
melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai
sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang
tertentu, bagian utang berfungsi menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang
belum dibayar yang berfungsi sebagai catatan utang perusahaan.
Pemegang Dana Kas Kecil
Bagian ini berfungsi menyimpan dana kas kecil, mengeluarkan dana kas kecil
sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjukan dan memintakan
pengisian kembali dana kas kecil.
Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
Bagian ini berfungsi mencatat pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan.
Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan
Bagian ini berfungsi mencatat transaksi penerimaan kas didalam jurnal
penerimaan kas dan transaksi pengeluaran kas didalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek.
Bagian Pemeriksa Intern
Didalam sistem kas, Bagian Pemeriksa intern berfungsi melakukan perhitungan
kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas.
Bagian ini juga berfungsi melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo
kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
G.
Pengujian
Pengendalian Siklus Kas
Lakukan pengamatan terhadap
pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan kas. Akuntan
melakukan pengamatan terhadap pemisahan fungi penyimpanan kas dengan fungsi
pencatatan kas untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi
diselenggarakan oleh fungsi yang tidak merangkap fungsi penyimpanan kas.
Lakukan pengamatan terhadap
fasilitas pengamanan yang melindungi kasir dari pencurian dan perampokan kas yang
disimpannya. Untuk menjaga keamanan kas yang ada di tangan perusahaan
(dana yang belum disetor ke bank dan dana kas kecil), kasir harus dilengkapi
dengan fasilitas pengamanan yang dapat melindungi kas tersebut dari kemungkinan
pencurian dan perampokan. Ruang khusus untuk kasir, lemari besi, register kas
dan sistem peringatan merupakan contoh beberapa fasilitas yang dicari oleh
akuntan dalam melaksanakan pengamatan ini.
Mintalah salinan notulen rapat
direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening bank serta pembentukan dana
kas kecil. Untuk memperoleh keyakinan bahwa semua pembukaan dan
penutupan rekening giro di bank serta pembentukan dana kas kecil diotorisasi
oleh Direksi, akuntan meminta dari kliennya salinan notulen rapat direksi yang
membahas hal tersebut. Di dalam notulen rapat direksi tersebut, akuntan akan
memperoleh informasi mengenai berbagai latar belakang yang mendasari pembukaan
dan penutupan rekening giro di suatu bank serta pembentukan dana kas kecil.
Mintalah salinan polis asuransi fidelity
bond, cash on hand dan cash in transit Untuk membuktikan bahwakas yang
ada di tangan dan yang dalam perjalanan telah dilindungi dari risiko perampokan
oleh pihak luar dan penggelapan oleh kasir, akuntan meminta salinan polis
asuransi fidelity bond, cash on hand, dan cash in transit.
Ambil sampel bukti kas masuk Untuk
memperoleh keyakinan mengenai adanya unsur pengendalian intern dalam penerimaan
kas, akuntan mengambil sampel bukti kas masuk yang disimpan didalam arsip dijurnal,
buku besar dan laporan, Bukti kas masuk diperiksa:
1.
Otorisasi yang tercantum di dalamnya
2.
Surat pemberitahuan dari debitur yang melampirinya.
3.
Jumlah kas yang diterima menurut bukti kas masuk
dengan daftar surat pemberitahuan dan bukti setor bank yang bersangkutan.
4.
Pencatatannya kedalam kartu piutang dan jurnal
penerimaan kas.
Ambil sempel bukti kas keluar yang
telah dibayar Prosedur pemeruksaan ini telah dilaksanakan oleh
akuntan pada pengujian kepatuhan terhadap siklus pembelian. Bukti kas keluar
diperiksa mengenai :
1.
Otorisasi yang tercantum didalamnya
2.
Nomor urut tercetaknya dan pertanggung jawaban
pemakaian nomor urut tersebut
3.
Kelengkapan dokumen pendukungnya
4.
Otorisasi yang tercantum didalam dokumen pendukungnya
5.
Cap lunas yang dibubuhi pada dokumen pendukungnya
6.
Pencatatannya kedalam register cek
7.
Pencatatanya kedalam buku pembantu yang bersangkutan
8.
Kesesuaiannya dengan jumlah cek yang tercantum didalam
rekening koran.
Ambil berita secara penghitungan kas
Praktik yang sehat mengharuskan dilakukannya penghitungan secara periodik kas
yang ada ditangan dan pencocokan jumlah kas hasil penghitungan tersebut dalam
catatan akuntansi kas. Penghitungan kas tersebut dilakukan oleh Bagian
Pemeriksa intern dan dicantumkan di dalam berita acara penghitungan kas.
H.
Pengujian
Substantif Saldo Kas
Dalam rangka untuk merancang
pengujian substantif, akuntan pertama kali harus menentukan tingkat risiko
deteksi yang diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikansi. Tinggi
rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan,
risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Karena karakteristik kas yang spesifik,
maka banyak prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan untuk
memperoleh bukti material beberapa asersi. Pada kebanyakan audit, auditor
terutama menekankan pada asersi keberadaan dan keterjadian mengingat besarnya
kemungkinan overstatement kas. Tingginya risiko overstatement kas terutama
disebabkan oleh adanya peluang pencurian. Oleh karena itu, auditor perlu
mengadakan perhitungan kas di tangan dan memperoleh konfirmasi atas kas di bank
dari bank.
Dari berbagai prosedur pengujian
substantif yang mungkin, auditor dapat merancang program audit untuk mencapai
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. Bila tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima adalah rendah untuk suatu asersi, maka lebih banyak prosedur
pengujian substantif yang perlu dilakukan, dan auditor perlu mengintensifkan
efektivitas prosedur pengujiannya, misalnya dengan melakukan pengujian pada
atau dekat dengan tanggal neraca. Pengujian yang dilakukan pada atau dekat
dengan tanggal neraca antara lain:
1. Penghitungan kas ditangan
2. Pisah batas penerimaan kas
3. Pisah batas pengeluaran kas
Tujuan
Pengujian Substantif Kas
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah:
a.
Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan
akuntansiyang bersangkutan dengan kas
b.
Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca
c.
Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang
dicantumkan di neraca
d.
Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca
e.
Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tercantum
dineraca. Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berukut ini:
a)
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas
b)
Perhitungan terhadap kas di tangan pada tanggal neraca
c)
Konfirmasi kas di bank
f.
Membuktikan
kewajaran panyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Program
pengujian substantif terhadap saldo kas
Prosedur
Audit Awal
1.
Mengusut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo
akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar
2.
Menghitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar
.
3.
Mengusut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun
yang lalu.
4.
Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber posting dalam akun kas .
5.
Mengusut posting pendebetan dan pengkreditan akun kas
dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
I.
Pengauditan
Dana Kas Kecil
Dana kas kecil dibentuk dengan cara
memindahkan atau menyisihkan sebagian kecil rekening kas perusahaan ke rekening
kas kecil dengan sistem dana tetap (imprest). Tujuan pembentukan dana kas kecil
adalah untuk menyiapkan kalau sewaktu-waktu secara mendadak perusahaan perlu
mengeluarkan sejumlah kecil kas. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana
kas kecil, antara lain :
a. Dana dijaga
dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap
b. Dana kas
kecil hanya dipegang oleh satu orang
c. Kas dana
tersebut dikunci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai
d. Pengeluaran
kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relatif kecil
e. Adanya nota
atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap pembayaran.
f. Dana kas
kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan
lainnya
g. Penggantian
atau pengisian kembali dana harus berdasarkan receipts (kuitansi) yang bernomor
urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya
h. Apabila
telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel (dicap) lunas (paid)
untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantian
kembali.
Pada hakikatnya audit saldo kas
kecil harus lebih merupakan pengujian atas transaksi daripada pengujian atas
saldo akhir. Jadi, apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil bahkan
dapat bersaldo nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya transaksi
pengeluaran kas kecil yang tidak semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi,
maka auditor cukup menguji sejumlah kecil transaksi penggantian atau pengisian
kembali dana kas kecil. Pengujian pengendalian meliputi :
a.
Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi
pengeluaran kas kecil.
b.
Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak
c.
Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi
kembali dana kas kecil adalah tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang
terpakai.
BAB
III
HASIL
PEMERIKSAAN
Audit Kas
Kecil ( Petty Cash) PT Seroja
Kas yang ada di PT. Seroja pada
tanggal 31 Desember 2011 terdiri dari Petty Cash dan saldo rekening giro pada
beberapa Bank di Jakarta dan Surabaya. Untuk mendukung hasil audit yang anda
lakukan terhadap rekening kas dan Bank perusahaan. Kas opname dilakukan oleh
auditor di hadapan Rina (kasir PT. Seroja) pada tanggal 31 Desember 2010 dari
jam 10.00 – 11.30 WIB. Berikut ini adalah hasil perhitungan kas yang dilakukan
oleh auditor KAP INCO:
Petty Cash
Uang
kertas Rp Banyaknya
50.000 1 Lembar
20.000 2
10.000 5
5.000 10
1.000 20
500 20
100 20
Uang
Logam 1.000 -
500 10
100 -
50 -
25 -
Cash
in Bank
-
Check dan wesel pos harus disetor
-
-
Check mundur
Rp 53.000
-
Pengeluaran kas yang belum direimburse (diganti) Rp 580.000
-
Uang muka pegawai/Bon sementara Rp 150.000
Keterangan:
Rekening Kas per buku (C-1)
Rp 235.000
Diminta:
Berdasarkan komposisi Petty Cash diatas, buatlah Berita Acara Kas Opname per 31
Desember 2011 dan jurnal penyesuaiannya.
INCO
|
Prepared By:
|
Date:
|
IndeX:
|
Client :
|
Review By
|
Date:
|
|
Matter:
|
Berita Acara
Cash Opname 31 Desember 2013, Jam 10.00 – 11.30
Keterangan
|
Jumlah
|
Total
|
Uang
Kertas
|
||
Rp 50.000
|
1 Lembar
|
Rp 50.000
|
Rp 20.000
|
2
|
Rp 40.000
|
Rp 10.000
|
5
|
Rp 50.000
|
Rp 5.000
|
10
|
Rp 50.000
|
Rp 1.000
|
20
|
Rp 20.000
|
Rp 500
|
20
|
Rp 10.000
|
Rp 100
|
20
|
Rp 2.000
|
Rp 222.000
|
||
Uang Logam
|
||
Rp 1.000
|
-
|
Rp -
|
Rp 500
|
10
|
Rp
5.000
|
Rp 100
|
-
|
Rp -
|
Rp 50
|
-
|
Rp -
|
Rp 25
|
-
|
Rp -
|
Rp 5.000
|
||
Check
dan wesel pos harus disetor
|
Rp -
|
|
Check
mundur
|
Rp 53.000
|
|
Pengeluaran
kas yang belum direimburse (diganti)
|
Rp
580.000
|
|
Uang
muka pegawai/Bon sementara
|
Rp
150.000
|
|
Rp 783.000
|
||
Saldo Per
Audit
|
Rp 227.000
|
|
Saldo Per
Buku
|
Rp 235.000
|
|
Perbedaan
|
Rp 8.000
|
|
Jurnal Penyesuaian
(31 Desember 2013 )
Tanggal
|
Keterangan
|
D
|
K
|
31-12-2013
|
Kelebihan Kas
|
Rp 8.000
|
|
Kas
|
Rp 8.000
|
Penjelasan:
1.
Check
mundur
Check
mundur ini belum menjadi kas karena harus terlebih dahulu di cairkan berdasrkan
tanggal cek.
2.
Pengeluaran
kas yang belum direimburse (diganti)
Pengeluaran
kas ini sangat jelas sekali bahwa terjadi pengeluaran kas pada kas walaupun belum diganti tetapi kas tersebut
sudah dikeluarkan
3.
Uang
muka pegawai/Bon sementara
Uang
muka pegawai kas ini sudah dikeluarkan kas pada uang muka pegawai
Dari
hasil audit tanggal 31 Desember 2011
jumlah total Rp. 227.000
Dan
saldo per buku terdapat 31 Desember 2011 jumlah total 235.000
Dan
terdapat perbedaan Rp. 8.000
Dalam
kasus ini terdapat kelebihan kas
jurnal
penyesuainnya per 31 Desember 2011 adalah
Kelebihan
Kas Rp. 8.000
Kas Rp.
8.000